Selasa, 19 November 2013

JURNALISTIK OPINI

OPINI

MENGENAI FASTFOOD DAN JUNKFOOD

Menurut saya, sekarang ini banyak yang mengonsumsi fastfood dan junkfood atau biasa kita sebut sebagai makanan cepat siap saji. Seperti contohnya friedchicken, hamburger, pizza, hotdog dan sebagainya. Memang makanan tersebut enak dan memiliki aroma yang pasti ingin menambah dan ketagihan untuk membelinya. Akan tetapi kita semua jangan terlalu tertipu dengan semua itu, karena dalam makanan siap saji tersebut belum tentu baik untuk kita konsumsi. Banyak zat-zat yang terdapat dalam makanan tersebut, seperti zat aditif yang bersifat racun apabila dikonsumsi berlebihan. Banyak penyakit yang ditimbul apabila kita berlebihan mengonsumsi zat tersebut. Contoh penyakit yang ditimbulkan yakin paling utama obesitas, alergi, asma dan masih banyak penyakit lainnya. Tetapi yang paling penting penyakit yang harus kita ketahui yakni kanker (kantong kering). Makanan siap saji tersebut tidak hanya dikonsumsi pekerja, akan tetapi banyak anak-anak juga mengonsumsi. Makanan siap saji ini memang paling dicari para pekerja, karena banyak diantara mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk menyempatkan sajian sarapan. Sangat disayangkan ketika banyak anak-anak menangis atau ngambek karena ingin makan diluar atau di satu restoran. 

Sebagian besar konsep pengaturan makanan oleh otak Anda tidak terlepas dari 3 kondisi homeostatis dari sistem rasa lapar, rasa kenyang, dan jaringan lemak. Disini peran hormon sangat dominan untuk menjaga ketiga kondisi tersebut dalam keadaan homeostatis, karena jika kondisi tersebut tercapai maka perilaku makan Anda akan normal dan akan mencapai/mempertahankan berat badan ideal. Sebaliknya, jika 3 kondisi tersebut abnormal, maka kemungkinannya Anda akan menjadi kurus atau menjadi gemuk. Hormon-hormon yang berperan diantaranya leptin, ghrelin, dan insulin. Leptin sendiri dikenal sebagai hormon rasa lapar, ghrelin sebagai hormon rasa kenyang, sedangkan insulin berperan dalam sintesis glukogen dari jaringan lemak (adiposa). Hormon leptin, ghrelin, dan insulin ini bekerja di hipotalamus dan sirkuit batang otak merangsang atau menghambat pemberian makanan untuk mempertahankan tingkat yang tepat dari keseimbangan energi (Kenny, 2011). Kegagalan menjalankan fungsi dalam menjaga homeostatis seperti resistensi leptin, ghrelin, dan insulin dapat mengakibatkan kondisi ketidakseimbangan energi dan pada akhirnya
   Selain ketiga kondisi diatas, terdapat satu kondisi lagi yang menurut kami sangat berpengaruh yaitu kepuasan. Pernahkah Anda merasa tidak bernafsu mencicipi makanan yang terasa hambar, sudah dingin, atau sedikit bau? tentu Anda segera meninggalkan itu. Akan tetapi ketika makanan yang disajikan hangat, lezat, harum, dan rasanya pas dengan lidah Anda, saya rasa Anda baru akan berhenti makan sesaat setelah merasa puas (Volkow and Wise, 2005). Kondisi tersebut bisa jadi sebagai faktor risiko yang menyebabkan lonjakan lemak tubuh Anda. Menurut Kenny (2011), bahwa visualisasi dan bau dari makanan enak sedikit banyak mempengaruhi sinyal-sinyal yang menjaga kondisi homeostatis, dalam artian bahwa rasa ingin puas dari seseorang terhadap makanan enak bisa membuat Anda yang tadinya telah terpenuhi kebutuhan energi nya menjadi ingin makan lagi. Akibatnya energi yang tadi jika tidak digunakan akan tertumpuk di jaringan lemak dan tentu membuat Anda lebih “kelihatan” gemuk. Penelitian yang dilakukan pada tikus, bahwa tikus yang sudah cukup makan ketika mendapatkan sinyal-sinyal makanan enak cenderung untuk mencari makanan tersebut dan ingin mengonsumsinya (Oswald et al., 2010). Temuan dari penelitian menimbulkan asumsi bahwa mungkin beberapa kandungan makronutrien dari makanan lezat dapat merangsang sistem otak dalam menjaga kondisi homeostatis tersebut.
     Jika dianalogikan dengan kecanduan narkoba, obat-obatan TERLARANG itu menyebabkan tingginya perilaku konsumtif yaitu melalui mekanisme yang langsung menyerang otak. Tanpa melihat nilai kalori, selama otak merasa “terpuaskan” dengan mengonsumsi obat tersebut maka Anda akan kencanduan. Begitu pula dengan makanan lezat, Konsumsi makanan lezat dapat meningkatkan suasana hati dan mendukung terciptanya kepuasan. Terlepas dari nilai kalori yang dikandungnya, selama Anda belum mencapai kepuasan mengonsumsi makanan tersebut maka Anda akan kecanduan. Melalui penjelasan inilah kami berasumsi bahwasanya obesitas merupakan hasil dari gangguan otak dan gangguan mental, dan menurut Kenny (2011) bahwa gejala ini merupakan efek hedonis makanan enak. Mekaninsme sebenarnya mengapa sampai rasa kepuasan tersebut sangat mempengaruhi sistem homeostatis diatur oleh otak dapat dijelaskan oleh teori tentang “Struktur otak dalam mempridiksi obesitas” (namun hari ini belum berkesempatan untuk membahasnya).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar