OPINI
MENGENAI FASTFOOD DAN JUNKFOOD
Menurut saya,
sekarang ini banyak yang mengonsumsi fastfood dan junkfood atau biasa kita
sebut sebagai makanan cepat siap saji. Seperti contohnya friedchicken,
hamburger, pizza, hotdog dan sebagainya. Memang makanan tersebut enak dan
memiliki aroma yang pasti ingin menambah dan ketagihan untuk membelinya. Akan
tetapi kita semua jangan terlalu tertipu dengan semua itu, karena dalam makanan
siap saji tersebut belum tentu baik untuk kita konsumsi. Banyak zat-zat yang
terdapat dalam makanan tersebut, seperti zat aditif yang bersifat racun apabila
dikonsumsi berlebihan. Banyak penyakit yang ditimbul apabila kita berlebihan
mengonsumsi zat tersebut. Contoh penyakit yang ditimbulkan yakin paling utama
obesitas, alergi, asma dan masih banyak penyakit lainnya. Tetapi yang paling
penting penyakit yang harus kita ketahui yakni kanker (kantong kering). Makanan
siap saji tersebut tidak hanya dikonsumsi pekerja, akan tetapi banyak anak-anak
juga mengonsumsi. Makanan siap saji ini memang paling dicari para pekerja,
karena banyak diantara mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk
menyempatkan sajian sarapan. Sangat disayangkan ketika banyak anak-anak
menangis atau ngambek karena ingin makan diluar atau di satu restoran.
Sebagian besar konsep
pengaturan makanan oleh otak Anda tidak terlepas dari 3 kondisi homeostatis
dari sistem rasa lapar, rasa kenyang, dan jaringan lemak. Disini peran hormon
sangat dominan untuk menjaga ketiga kondisi tersebut dalam keadaan homeostatis,
karena jika kondisi tersebut tercapai maka perilaku makan Anda akan normal dan
akan mencapai/mempertahankan berat badan ideal. Sebaliknya, jika 3 kondisi
tersebut abnormal, maka kemungkinannya Anda akan menjadi kurus atau menjadi
gemuk. Hormon-hormon yang berperan diantaranya leptin, ghrelin, dan insulin.
Leptin sendiri dikenal sebagai hormon rasa lapar, ghrelin sebagai hormon rasa
kenyang, sedangkan insulin berperan dalam sintesis glukogen dari jaringan lemak
(adiposa). Hormon leptin, ghrelin, dan insulin ini bekerja di hipotalamus dan
sirkuit batang otak merangsang atau menghambat pemberian makanan untuk
mempertahankan tingkat yang tepat dari keseimbangan energi (Kenny, 2011).
Kegagalan menjalankan fungsi dalam menjaga homeostatis seperti resistensi
leptin, ghrelin, dan insulin dapat mengakibatkan kondisi ketidakseimbangan
energi dan pada akhirnya
Selain ketiga kondisi diatas, terdapat
satu kondisi lagi yang menurut kami sangat berpengaruh yaitu kepuasan.
Pernahkah Anda merasa tidak bernafsu mencicipi makanan yang terasa hambar,
sudah dingin, atau sedikit bau? tentu Anda segera meninggalkan itu. Akan tetapi
ketika makanan yang disajikan hangat, lezat, harum, dan rasanya pas dengan
lidah Anda, saya rasa Anda baru akan berhenti makan sesaat setelah merasa puas
(Volkow and Wise, 2005). Kondisi tersebut bisa jadi sebagai faktor risiko yang
menyebabkan lonjakan lemak tubuh Anda. Menurut Kenny (2011), bahwa visualisasi
dan bau dari makanan enak sedikit banyak mempengaruhi sinyal-sinyal yang
menjaga kondisi homeostatis, dalam artian bahwa rasa ingin puas dari seseorang
terhadap makanan enak bisa membuat Anda yang tadinya telah terpenuhi kebutuhan
energi nya menjadi ingin makan lagi. Akibatnya energi yang tadi jika tidak
digunakan akan tertumpuk di jaringan lemak dan tentu membuat Anda lebih
“kelihatan” gemuk. Penelitian yang dilakukan pada tikus, bahwa tikus yang sudah
cukup makan ketika mendapatkan sinyal-sinyal makanan enak cenderung untuk
mencari makanan tersebut dan ingin mengonsumsinya (Oswald et al., 2010). Temuan
dari penelitian menimbulkan asumsi bahwa mungkin beberapa kandungan
makronutrien dari makanan lezat dapat merangsang sistem otak dalam menjaga
kondisi homeostatis tersebut.
Jika dianalogikan dengan kecanduan
narkoba, obat-obatan TERLARANG itu menyebabkan tingginya perilaku konsumtif
yaitu melalui mekanisme yang langsung menyerang otak. Tanpa melihat nilai
kalori, selama otak merasa “terpuaskan” dengan mengonsumsi obat tersebut maka
Anda akan kencanduan. Begitu pula dengan makanan lezat, Konsumsi makanan lezat
dapat meningkatkan suasana hati dan mendukung terciptanya kepuasan. Terlepas
dari nilai kalori yang dikandungnya, selama Anda belum mencapai kepuasan
mengonsumsi makanan tersebut maka Anda akan kecanduan. Melalui penjelasan
inilah kami berasumsi bahwasanya obesitas merupakan hasil dari gangguan otak dan
gangguan mental, dan menurut Kenny (2011) bahwa gejala ini merupakan efek
hedonis makanan enak. Mekaninsme sebenarnya mengapa sampai rasa kepuasan
tersebut sangat mempengaruhi sistem homeostatis diatur oleh otak dapat
dijelaskan oleh teori tentang “Struktur otak dalam mempridiksi obesitas” (namun
hari ini belum berkesempatan untuk membahasnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar